Sahabat,
Tulisan ini dibuat sebagai respon mengakhiri September 2024
Ada mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah bagi setiap orang yang bertahan dalam pencobaan. Kata bertahan berasal dari istilah hupomone yang menggambarkan sebuah ketenangan di tengah situasi yang kacau balau.
Kata tersebut (hupomone) bisa juga berarti kemampuan memikul beban hingga titik atau tujuan tertentu. Dari pemahaman itu, setidaknya kita bisa merenungkan beberapa hal dalam menghadapi pencobaan :
Pertama, Ketenangan. Kepanikan mungkin adalah respon yang wajar sesaat setelah pencobaan kita alami, tetapi membiarkannya menguasai kita dalam kondisi seperti itu jelas tidak menguntungkan. Kejernihan berpikir untuk mencari jalan keluar atau berdiam diri mendengar solusi dari Tuhan, bisa jadi akan jauh dari kenyataan. Secara negatif, tidak menutup kemungkinan juga kita akhirnya mengambil sebuah keputusan yang salah. Jika begitu, bagaimana kita bisa menghadapi dan mengalahkan pencobaan?
Kedua, Ketekunan. Berbeda dengan bermain sulap, menghadapi pencobaan adalah melewati realitas hidup. Untuk menyelesaikannya tidak bisa hanya dengan menggunakan rumus sim salabim abra kadabra! Dibutuhkan ketekunan dan keuletan seperti seseorang yang sedang memikul beban sampai tujuan tertentu. Di sanalah kemudian beban itu diletakkan. Artinya, memang ada waktu yang harus dilalui.
Komentar