Politik Batam hari ini berubah 180 derajat. Hal yang tak dianggap tak mungkin, berubah drastis dengan pola yang begitu sporadis.
Amsakar yang selalu ini di-cap sebagai inferior (lebih rendah), mampu merubah keadaan. Orang-orang yang selama ini memicingkan mata kala melihat Amsakar berubah menaruh rasa hormat kepadanya.
Jauh sebelum hari ini terjadi, berbagai spekulasi dan prediksi menempatkan Amsakar di posisi yang sulit. Sebagai orang nomor dua di Kota Batam dalam dua periode terakhir, ia memiliki popularitas dan elektabilitas yang paling tinggi dibandingkan kandidat lainnya.
Namun, hal itu pula yang membuat langkahnya dijegal. Ia disebut-disebut bakal kesulitan dan dipersulit untuk mendapatkan rekomendasi dukungan dari partai politik guna mengarungi kontestasi Pilwako Batam 2024.
Kesulitan itu semakin tampak jelas, kala seorang pemimpin di tanah ini dengan lantang menyebut di depan publik dan kebetulan ada Amsakar di sana. Ia menyebut bahwa, popularitas dan elektabilitas itu bukan hal yang penting dalam berkompetisi, namun “isi tas” adalah hal yang maha penting dan diatas segalanya. Kata dia kala itu dengan pongah, sambil menggerakkan ujung jari manis dan ujung jempol, menyiratkan arti uang.
Jiwa Amsakar berguncang hebat, tatapannya mengosong, meski demikian bibirnya tetap tersenyum. Tanda, Ia begitu menghormati dan menghargai “bos-nya”.
Hipotesis yang diucapkan olehnya, menjadi pelecut semangat Amsakar. Bukannya melemah, Amsakar menjadi luar biasa. Dengan segala keterbatasannya, Amsakar pelan-pelan menata dan mulai membangun strategi.