Catatan Pelepas Penat Amsakar Achmad Tentang Orang Besar dan Kecil

TERBAIKNEWS.com | Sebenanya kita sedang berada di dunia yang tidak fair ketika miliaran manusia tidak dapat menolak untuk masuk dan terpasung dalam kategorisasi sosial antara orang besar dan orang kecil. Kamis (4/4).

Celakanya lagi, orang besar dan orang kecil itu dipersepsikan pada dua kutub ekstrem yang berseberangan. Punya duit, punya kuasa, punya jabatan, punya akses, berumah besar, bermobil mewah, memiliki aksesori yang wah, mereka ini masuk dalam kategori orang besar.

Sebaliknya, duit pas-pasan, kuasa tak punya, jabatan gak ada, akses gak jelas, rumah biasa saja, mobil jauh panggang dari api, aksesori ala kadar, mereka ini tentu saja dianggap sebagai orang kecil.

Jikalau orang besar dan orang kecil berhadap-hadapan dalam sebuah agenda bersama, sangat mungkin akan terjadi perbedaan gaya. Orang besar biasanya akan menunjuk dengan tangan kiri kadang-kadang tangan kanan seraya memasukkan tangan satunya lagi ke dalam saku.

Gaya menunjuk dan memasukkan tangan ke saku memberikan makna simbolik sebagai kaum elit atau pejabat hebat, dan tentu saja ingin dipersepsikan sebagai orang sibuk dimana anak buah harus serius melaksanakan perintah. Sedangkan orang kecil jika berhadapan dengan orang besar biasanya akan menunduk seraya memegang erat kedua tangan pertanda siap perintah dan siap salah.

Persepsi atas keberadaan dan ketiadaan yang diukur dari kepemilikan, kekayaan, dan kekuasaan telah melahirkan antagonisme sosial, dimana seseorang bisa menjengkal seseorang yang lain dan bahkan dapat menjadikan dirinya sebagai satu-satunya titik sentral kendali untuk mengelola power, authority, bureaucracy, maupun mendistribusikan indoktrinasi.

Distribusi indoktrinasi paling dominan adalah membangun narasi untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap orang kita dan rasa benci terhadap orang sana. Pada sisi ini, antagonisme semakin melebar, kehidupan semakin jauh dari kasih sayang, dan “rasa berkita” jadi hilang entah ke mana.