PGIW Kepri dan PGID Kota Batam Turut Prihatin Terhadap Jemaat Gereja Terdampak di Tangki 1000

TERBAIKNEWS.com | Kunjungan pastoral MPH Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah KEPRI dan PGI Daerah Kota Batam yang mendatangi langsung lokasi bekas penggusuran sehari setelah penggusuran pada hari Rabu (5/7/2023).

Kunjungan MPH PGIW Kepri yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pdt. Renova Jhonny Sitorus, S.Th, didampingi oleh Sekum PGIW Pdt. Dr. Otniel Harefa, Ketua 4 Pdt. George Rudi Pasaribu, M.Th dan anggota MPH Pdt. Filemon Gulo, S.Th,

Kegiatan tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana kesulitan yang dialami oleh warga Gereja yang mengalami penggusuran, khususnya warga gereja GMIT yang gedung gerejanya ada di daerah penggusuran tangki 1000.

PGIW Kepri dan PGID Kota Batam Turut Prihatin Terhadap Jemaat Gereja Terdampak di Tangki 1000

Setelah sampai di lokasi gereja GMIT, bertemu sapa langsung dengan warga jemaat dan Ibu Pdt GMIT (Ibu Pdt. Ramona S.Th) serta warga sekitar, ternyata benar adanya kesulitan yang mereka alami.

Dalam kunjungan MPH PGIW ini Pdt. Renova Sitorus yang juga sebagai Preses HKBP Distrik XX menyampaikan, kami sangat merasakan bagaimana kesedihan dan kesulitan yang dialami oleh warga Jemaat.

“Dalam percakapan dengan warga setempat yang masih ramai mengumpulkan perabot rumahnya yang masih tersisa dari penggusuran, terlihat jelas kesedihan dan ketakutan mereka. Bahkan beberapa diantaranya bercerita keadaan yang mencekam dengan bercucuran air mata, dan beberapa warga baik yang beragama Kristen maupun Muslim menyampaikan rasa sulit yang mereka alami pasca berhadap – hadapan dengan apara keamanan,” tuturnya.

Ketua Umum PGIW Kepri bersama rombongan menyatakan sangat prihatin melihat dan merasakan kesulitan yang dialami oleh seluruh warga yang mengalami penggusuran, dimana menurut beliau seharusnya hal ini bisa diminimalisir jika dalam pembicaraan awal melibatkan semua pihak.

PGIW Kepri dan PGID Kota Batam Turut Prihatin Terhadap Jemaat Gereja Terdampak di Tangki 1000

“Kunjungan ini tidak hanya kepada warga gereja GMIT, tetapi juga kepada warga gereja lain, pos pelayanan Katolik bahkan Musholat juga turut dikunjungi oleh MPH untuk melihat dan mendengar aspirasi warga sekaligus menyampaiakan kata kata penguatan kepada mereka agar senantiasa kuat dan sabar menghadapi situasi yang sulit ini, sembari berdoa dan memperjuangkan jalan keluar terbaik dan berkeadilan bagi semua pihak, ” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Ketua Umum PGI Wilayah Kepri Pdt. Renova J. Sitorus, bersama Sekum dan MPH lainya mengharapkan adanya solusi terbaik dari Pemerintah kota Batam bersama BP Batam dan tentunya perusahaan terkait yaitu PT Batamas Indah Permai, bahwa pemerintah bertindak sesuai kebijakannya, iya kita pahami. Namun demikian, Pemerintah memiliki tanggung jawab kepada rakyatnya, tidak bisa hanya asal menggusur warganya sendiri lalu membiarkan mereka dalam keadaan menderita tanpa rumah untuk bernaung seperti sekarang ini.

“Pemerintah Daerah dan BP Batam wajib memfasilitasi warga dalam mendapatkan hak – hak dasarnya. Harusnya pemerintah perlu pemetaan dan komunikasi terlebih dahulu dan bisa melibatkan semua unsur dalam hal ini, sehingga semua merasakan keadilan yang sama, tidak ada yang dirugikan ataupun diuntungkan. Kita mendorong Pemerintah Kota Batam untuk segera menemukan jalan keluar, jika perlu bisa kita duduk bersama menumukan jalan keluar terbaik, sebab masalah kemanusiaan kita semua wajib memberi perhatian terlebih pemerintah,” ujarnya.

Menyangkut Rumah Ibadah yang masih berdiri sampai saat ini, MPH PGIW Kepri dan Kota Batam menyampaikan apresiasi kepada Tim Terpadu dan tentunya kepada pihak terkait yang masih belum merobohkannya, dan selanjutnya terkait dengan rumah ibadah yang berdiri di daerah penggusuran tangki 1000, diharapkan kearifan dari pihak Pemko, BP Batam dan pihak terkait lainya, kiranya bisa kita duduk bersama untuk membicarakan cara terbaik, mengingat hal ini cukup sensitif sehingga perlu kearifan dan kehati-hatian.

“Secara khususnya untuk Gereja GMIT yang adalah anggota PGIW/PGID Kota Batam, kita siap untuk duduk bersama dengan Pemko, BP Batam dan Pihak terkait guna menemukan jalan terbaik sehingga seluruh warga jemaat merasakan keadilan,” pungkasnya mengakhiri.

Di waktu yang sama, Sekum PGIW Kepri Pdt. Otniel Harefa menjelaskan bahwa data yang kita terima dari Gereja GMIT, bahwa mereka bukanlah penduduk baru di tangki 1000, warga Jemaat GMIT sudah ada yang tinggal disana lebih dari 20 tahun, dan gereja GMIT hadir di Tangki 1000 untuk melayani warga Jemaat dalam pembinaan iman, dimana hal ini telah dimulai pada tahun 2004 yang lalu dan saat ini memiliki anggota Jemaat berjumlah 81 Kepala Keluarga (KK), tentunya hal ini menjadi pertimbangan pertimbangan dalam memberi jalan keluar ke depan, sehingga semua merasakan layanan kesetaraan dan keadilan dari Pemerintah.

“Terkait dengan kesulitan yang dihadapi oleh warga yang rumahnya mengalami penggusuran, Pdt. Renova J. Sitorus mengharapkan pemerintah kota Batam melalui Dinas sosial segera memfasilitasi, segera memberi perhatian khususnya bagi warga yang taka da tempat tinggal sama sekali setelah penggusuran,” ucap Pdt. Otniel Harefa.

Ditambahkan Pdt. Otniel Harefa, anggaplah Pemerintah sebagai orang tua rakyat, mendisiplinkan anak – anaknya untuk kebaikan, namun selanjutnya tidak membiarkan mereka mencari jalan sendiri sendiri.

“Kehadiran pemerintah tentunya bukan hanya sebatas menghadirkan aparat keamanan ditempat tetapi memberi pertolongan bagi warga tergusur terlebih mereka yang rentan dengan berbagai kelemahan seperti anak anak, wanita hamil dan lansia,” lanjutnya mengakhiri.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PGIW juga menghimbau kepada seluruh gereja-gereja yang ada di Kota Batam, mari bergerak bersama untuk mengambil bagian, mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang sangat membutuhkan baik dalam hal kebutuhan makanan pokok, maupun kebutuhan kebutuhan mendesak lainya.

“Kita terpanggil dalam misi kemanusiaan sehingga hal ini menjadi tanggung jawab bersama dengan pemerintah. Pemerintah memang memiliki tanggungjawab secara undang undang kepada rakyatnya, tetapi kita sebagai orang percaya juga memiliki panggilan untuk menolong mereka yang kesulitan,” tutupnya.

(Red)

Komentar